Waktu tuh ternyata berjalan sangat cepat tapi kalau ditunggu-tunggu rasanya lama banget. Gak kerasa udah satu tahun berlalu. Rasa2nya masih terngiang baru kemarin bercerita tentang rasa dan harapan, yang dibalas dengan pernyataan yang memaksa diri untuk mulai bersadar diri, bahwa diri ini memang tak pernah menjadi siapa-siapa bagi seseorang. Lalu tanpa ada angin dan hujan, dengan terniatnya memberikan penawaran yang gak jelas. Kemudian muncul lah kata “khilaf” setelah membagikan foto vc pada sebuah grup chat yg dengan cepatnya dihapus kembali, khilaf yang main-main? Khilaf yang keterusan? Ga pernah ada pikiran negatif sedikitpun sebelumnya, karena saya percaya… Namun sepertinya inilah memang awal dari semuanya. Rasa percaya yang berlebih menjadi bilah pisau yang telah siap menancap tanpa diketahui…
Di sisi lain, nyatanya segimanapun effort yg pernah kita keluarkan, kalau seseorang itu ga pernah nganggap keberadaan kita, effort itu ga bakal pernah terlihat. Tp ketika orang lain bisa dengan mudahnya masuk ke hatinya, meski dengan sangat jelas dengan cara yg harus melukai temannya sendiri. Dinding tebal yg selalu dia tunjukkan pun seolah2 hilang begitu saja.
Akhirnya hanya bisa berterima kasih telah menunjukkan betapa ga ada harganya keberadaan diri ini bagi mereka. Bersadar diri bahwa diri ini hanya dibutuhkan ketika belum mengenal siapapun dan dengan mudahnya dilupakan setelah mulai mengenal yang lain 🙂
Semoga mereka bahagia, aku pulang tanpa dendam, kuterima semua kekalahan ku…
Imachmad's Blog 