Posted in Uncategorized

Wahai Hati Udah Ya….

Hey hati, inget gak segimana inginnya kamu menghubungi dia, kamu selalu menahan diri karena teringat pernyataan lelaki itu, kalau kamu gak punya kesempatan untuk lanjut. Kata2 itu memaksa kamu untuk mulai bersadar diri bahwa kamu gak pernah jadi siapa2 di mata dia. Kamu mulai ragu bahwa kehadiranmu sudah mengganggu hidupnya selama ini.

Entah maksud dr kata2 lelaki itu untuk membuatmu menyerah atau memang peduli. Mengingat nyatanya dibelakang kamu lelaki itu terus mendekati dia tanpa sepengetahuan mu.

Namun mungkin apa yg lelaki itu katakan memang benar adanya. Faktanya kamu ga pernah jadi siapa2 di hidupnya. Hanya sekedar nama yang ia kenal. Yang hanya dibutuhkan ketika dia tak mengenal siapa2 dan dilupakan begitu saja ketika mulai dekat dengan lelaki yang lain.

Selama kamu mengenalnya, apakah kamu pernah diperlakukan layaknya dia memperlakukan teman2 lelaki yg lainnya? Kalau kamu gak ngechat duluan, dia gak bakalan pernah ngechat duluan. Sampai lama2 kamu pun mulai kehilangan bahan obrolan, frekuensi chat pun semakin jarang, karena kamu takut bahwa selama ini dia merasa terganggu oleh chat2 kamu. Sampai akhirnya, kamu dapat pernyataan dari lelaki itu dan benar2 berhenti untuk ngechat dia.

Tapi nyatanya, meski telah berusaha bersadar diri, rasanya tetep nyesek ketika kamu benar2 yakin bahwa kamu emang bukan siapa2. Rasa peduli kamu bukanlah rasa peduli dari orang yang dia harapkan. Effort yang pernah kamu lakuin seperti ga pernah ada.

Aku tau, segimana kecewanya kamu wahai hati. Kamu kecewa kenapa sampai segitunya harus menjatuhkan mental. Kenapa gak cerita terlebih dahulu sebelum kejadian. Kenapa ga berterus terang kalau mereka saling memiliki rasa. Betapa ga berharganya kamu bagi dia dan juga bagi lelaki yg kamu anggap teman dan kamu percayai dengan rahasia perasaan kamu. Tapi apa lelaki itu nganggap kamu temen wahai hati? Kalau nganggap temen, lelaki itu pasti ngabarin atau bahkan ngajakin ketika suka vc sama dia…Karena itu yg pasti bakal kamu lakuin kalau berada di posisi lelaki itu kan….!

Jadi wahai hati, udah ya… Dia lebih senang bersama mereka, bersama lelaki itu. Dia lebih terbuka untuk lelaki itu. Bahkan dinding penghalang yang selalu dia tunjukkan ke kamu pun seolah hilang untuk lelaki itu. Segimanapun kamu merasa terluka oleh lelaki itu, dia akan selalu membelanya, karena kamu bukanlah siapa2.

Jadi udah ya wahai hati…pliss

Author:

Saya adalah seorang Introvert yang sedang menyukai Digital Marketing dan ingin belajar untuk bisa memahaminya. Pecinta travelling yang sedang terjebak pada rutinitas kehidupan sehari-hari. Seorang penyayang yang sedang libur memberikan perhatian pada setiap orang. Dan seorang observer yang lebih banyak berbincang di dalam kepalanya. Saya bukan penulis yang ahli, hanya mencoba menuangkan setiap pikiran, perasaan, dan keiatan sehari-hari ke dalam bentuk tulisan di blog ini, siapa tau bisa memunculkan ide baru. achmadtaufik8707@gmail.com

Leave a comment