Posted in Uncategorized

Bertanggung Jawab pada Pekerjaan yang Bukan Tanggung Jawabnya

Mereka dengan sepelenya meninggalkan tanggung jawab, sehingga orang lain harus menggantikan pekerjaan yg jadi tanggung jawabnya secara mendadak. Padahal orang yg menggantikan tersebut pun sudah ada janji yg harus ditepati, tapi terpaksa diundur2 karena merasa bertanggung jawab pada pekerjaan yang sebenernya bukan tanggung jawabnya

Kalau saya nih ya.
misal nih saya diberi tanggung jawab pegang tempat A, Dan tau kalau tanggal sekian di tempat A mau ada acara. Saya pasti ga akan nerima2 janji dari luar di tanggal tersebut, karena tau pasti dpt tugas pada tgl tersebut di tempat A, dan semales2nya pasti sy jalanin karena itu udah jd tanggung jawab.

Kalau pun ternyata tgl tersebut sy gak bisa nugas di tempat A karena udah ada janji lebih dulu di luar. Setidaknya sy ga bakal ngasih tau secara ngedadak, agar ada oramg lain gantiin saya di tempat A pada tgl twrsebut…

Karena saya tau orang lain pun punya janji yg harus ditepati

Dan rasanya menjadi bertanggung jawab pada pekerjaan yg sebenernya bukan tanggung jawab kita itu jadi serba salah. Terlebih ketika kita diposisi memiliki janji di luar yg perlu kita tepati juga.

Posted in Uncategorized

Lupa Bersadar Diri

Dan saya masih ingat pesannya untuk tidak terlalu terlihat medekat, karena katanya tak ingin diolok “cie” oleh orang orang di sekitarnya.

Dan saya hargai itu. Saya mencoba menahan diri untuk tidak sksd setiap bertemu langsung dengannya. Andalan saya hanya sebuah smartphone dengan aplikasi WA dan IG untuk memulai chat, sekedar ingin bercengkrama dengannya, dan itu udah buat saya senang.

Bahkan ketika dia mulai kenal dekat dengan teman lelaki lain, dan betapa akrabnya mereka setiap kali bertemu. Saya masih mencoba untuk menahan diri, karena saya masih menghargai pesannya dulu.

Tapi salahnya, saya lupa untuk bersadar diri. Nyatanya proses chatingan itu hanya sebelah pihak. Dia, gak pernah ngechat duluan kalau saya gak chat dia duluan. Frekuensi chatingan pun semakin hari semakin berkurang. Sampai saya pun berfikir, apa selama ini dia merasa terganggu dengan setiap chat yang saya kirim?

Seharusnya saya bersadar diri ketika dia berpesan untuk tidak terlalu terlihat mendekat. Nyatanya sekarang, dengan bangganya dia pamerkan kemesraan tanpa takut diolok oleh orang di sekitarnya. Seharusnya saya bersadar diri ketika dia terlihat mulai dekat dengan teman lelaki barunya tanpa ada penghalang yang dia berikan. Bahwa saya hanya dibutuhkan ketika dia belum mengenal siapa siapa, dan dengan mudahnya dilupakan ketika mulai mengenal teman yang baru.

Maaf jika kehadiran saya ternyata hanyalah sebagai pengganggu di hidupnya. Kalau bisa ingin rasanya pergi menghilang sepenuhnya dari dia, agar dia bisa dengan leluasa berbahagia tanpa ada orang seperti saya yang membuatnya terganggu. Semoga dia bahagia dengan pilihannya dan semoga mereka tidak pernah merasakan rasanya dikhianati oleh orang yang mereka percayai